January 19, 2012

Manusia Pekok Hari Ini



Buka gerbang depan rumah, lempar tas, lempar sepatu, cuci muka-tangan-kaki, ganti baju, tepar di sofa.




"Ya Tuhan... Capek banget hari ini" pasang muka lemez ibarat abis ditonjok Ade Rai pake kelingkingnya ---> .... Mana ngefeeeekkkkkkk woyyy!!! Ngefek cuy, kalo kelingkingnya pake cincin barbel 15 kg. Hyak des!

Wokeiyh kisah pekok Coemi kali ini adalah kisah yang diawali kejadian pekok di pagi hari.


------------------------------------------------------------

"WHOEEEYYYYYYYYY!!!!!!"
Itu teriakan babe dari garasi bikin Coemi yang lagi enak mimpi makan siomay bareng Vin Diesel di sawah jadi buyar semua (?!?!?!?!!). Dan ternyata si babe teriak buat minta tolong mindahin kursi di garasi. Ya elah beeeee, mau mindahin kursi aja teriaknya udah kaya lagi dikejar gorila rabiez.. (-_-")

"Dek, jam berapa?" tanya Coemi ke adek yang lagi autis jahit something di baju nasi gorengnya (baca: baju Pramuka).
"Jam setengah tujuh, Mbak.."
(sighing) balik ke kamar - selimutan - berharap mimpi tadi lanjut ke episode 2.
ZzzzZzzzZzzz.....

Beberapa saat kemudian, Coemi bangun dari tidur surinya. Ngucek-ngucek mata sambil ngeraba di bawah bantal, "Aisshhh... Lupa, hape masih di lantai bawah".
Berhubung di kamar kagak ada jam dinding, jadinya Coemi liat langit dari jendela.


Menerawang.. menerawang.. dan menerawang.

"Paling masih jam 8.." kesimpulan akhir Coemi dari analisis dengan sudut pandang teori "DUDUL". *tarik selimut*.



Tapi sodara-sodara, feeling Coemi rada gak enak. Dan akhirnya Coemi bangun dan keluar kandang. Setelah sukses meraih hape ...

09.40.
..
...
.....
*mencoba mencari kesadaran penuh*
......
.........



>>> AAAAAAAA !!!!!!!!!!!!!
TELAAAAATTTTT !!!!!!!







Fyi, sebenernya jam 10 pagi ini ada latihan PJ bareng dosen di kampus. Dan itu 20 menit lagi !!! Berasa abis kena petir pagi-pagi, Coemi langsung lari ngibrit ambil anduk meluncur ke kamar mandi.

Sumprit dengan kekuatan Jaka Tingkir mandi di kali Ciliwung, Coemi ngebut mandi dalam 5 menit. Keluar dari kamar mandi langsung belok ke ruang makan nyamber roti.
"Ninoonnnn, nggak makan nasi dulu?" tanya emak.
"Nggak" itu mulut Coemi udah kesumpel sama roti isi coklat sambil setengah lari balik ke kamar.

"Ok, Coemi. Stay calm.. Tenang.." ucap Coemi dalem ati sambil tarik napas bak ibu-ibu yang lagi terpaksa ngelairin di wc mall. (Hidih gak elit banget ntar kalo anaknya udah gede ditanya "Kamu lahirnya dimana?" si anak jawab, "Di WC, Bu.." Krik.. krik.. krik..).

Wokeiyh, Coemi mulai masukin barang ke tas (pokoknya yang ada di atas meja, semua masukin!!!). Tas udah ready, lets go downstairs menuju rak sepatu.

Coemi liad jam --> 10. 05!
Hwedeh! Ini bijimana ceritanya itu jam udah lewat jam 10 ?!?!?!
Coemi langsung buka pintu gerbang rumah.
Tapi langkah Coemi terhenti. Kepala Coemi nengok kanan, "Pake hardtop... atau naek angkot?"


Setelah menimang-nimang anak babi bentar, akhirnya Coemi memutusken :

"Naek angkot! Lets make a walking day, Coemi!".
Ajib gile... di saat genting gene masih sempet mikir hal yang gak penting!




But it's totally a wrong decision, sodara-sodara.. (-_-,)
Unfortunately, Coemi naek angkot yang hobby ngetem. Axeeeemmmmm .......



>>> Ini angkot gaol namanya, Cuy..






10.03

Coemi masih berada di angkot super galau. Gimana kagak? Ini angkot kalo ngetem gayanya lucu, cuy. Berhenti, maju jalan 2 meter, berhenti, jalan 1 meter. Ngeliat dari belakang ada bis mo dateng, eh dia gantian mundur 3 meter. Sama ajeeee berhenti di tempat semulaaaa... !!!! *gigit sendal*

Sukses dapet 1 penumpang, bukannya jalan tapi masih ngetem lagi. Coemi liat belakang ga ada tanda-tanda ada bis mo dateng lagi, "Bapake, udah jalan yuk.. Prospek menunggu bis kali ini udah gak ada yg menguntungken..." Coemi grumbling.

Dan di tengah Coemi lagi menggerutu gak jelas itu, Coemi merasa ada sesuatu yang aneh. Mikir... mikir... mikir. Ya uluhhhhhh, Coemi ternyata belum sisirannnnn !!!!!! *Kesengat listrik!*
Pake metode konvensional, Coemi sisiran pake tangan. --> Geblek.

Dan.. 2 menit berlalu, beneran gak ada bis yang dateng. Akhirnya itu bapak sopir jalan juga... Thanks God..

10. 15

Itu tentakel (baca: kaki) Coemi udah merambat di aspal kampus. Abis bayar angkot galau itu, Coemi langsung meluncur ke lantai 4 Ruang Moot Court.
Damn! Si agent Koi (teammate) beserta pak Theo (dosen) udah nangkring di sono. Sambil pasang senyum pekok, Coemi langsung masuk. "Siang, Pak.." merembet ke tempat duduk.

Well, agenda pertemuan siang ini adalah sharing model pengadilan ICJ (berhubung beliau satu-satunya dosen yang pernah ke ICJ) sama latihan presentasi bentar.

Kata beliau, suasana yang diciptakan di ICJ itu sebenarnya bikin ngantuk karena judgesnya dominan tua, penerangan di meja judges aja kaya lampu belajar, dan setiap lawyers yang perform the pleadings ngomong dengan sangat amat pelan.
---> Coemi dan Koi mengangguk-angguk.
"Jadi kalau kalian presentasi, usahakan dengan tempo pelan tapi clear".
---> Kembali Coemi dan Koi angguk-angguk.

Dan saat uji coba presentasi itu tiba.
Coemi mulai ngeluarin senjata ampuh (baca: stopmap). Tapi ternyata sodara-sodara, Coemi lupa bawa stopmap bening yang justru berisi peluru amunisi presentasi alias kertas presentasi Coemi.




Pekoookkkkkk.... *jedog jedog kepala ke tembok* -> iki piye iki piyeeee....





Akhirnya Koi rela jadi kambing hitam yang dikorbankan buat presentasi duluan selagi Coemi buat kepek'an presentasi.. He he mu up ya, Koi... Amalmu besar di sorga dah (^_^)v wkwkwk

Nah selagi Koi presentasi, ternyata banyak banget nada Koi yang harus diperbaiki. "You are not debating. Ada konsep yang berbeda antara debat yang sebelumnya kalian sering ikut dengan moot court. Pakai nada yang datar dan pelan. Kalau bisa gunakan suara perut".
Sumprit!, Coemi langsung liat perut Coemi, "Bijimana ceritanya perut bisa ngomong sama orang, Paaakkkk????. *I know I totally like an idiot.

Kelar si Koi presentasi, gantian Coemi. Feeling Coemi rada gak enak, pasalnya nada Coemi ngomong itu lebih bervariasi daripada Koi (bisa kadang-kadang pake suara rendah, tapi kadang-kadang bisa langsung melejit 7 oktaf *Hyak des!).
Dan benar sodara-sodara, hampir setiap kalimat Coemi pasti ada nada yang melenceng... *white flag*

In the end of the presentation, beliau akhirnya mengaku, "Kalau Ninon ini agak susah karena suaranya ini punya oktaf lebih tinggi daripada Geri". (sighing.. Udah bawaan dari lahir, Pak... *mukul tembok - jatuh ke lantai - ngesot*).

Daaaannnn.... singkat cerita latihan PJ kelar.
Hufft...

Kali ini Coemi melanjutkan perjalanan menuju Telkom guna membayar kewajiban sebagai konsumen atas jasa yang dimiliki oleh Telkom (baca: bayar tagihan, ribet!).

Wokeiyh, karena tema hari ini adalah walking day maka berjalanlah mahkluk pekok ini menuju Telkom. Di tengah perjalanan, entah kesambet apaan, Coemi jadi ngidam makan tahu campur. Alhasil, Coemi belok kiri dan singgah di tahu campur dulu.



>>> Ini yang namanya surga dunia! Wekekekek..





Dan inilah silly conversation di kala itu.

"Makan sini, Mbak?"
"Iya, Pak"
"Cabe berapa?"
"Umm.. Paling pedes, Pak"
"Iya, tapi cabenya mau berapa?"
"Paling pedesnya di sini berapa, Pak?"
"30 bisa.. 15 bisa.."

BUJUG BUSEEEETTT!!! Coemi mikir itu makan tahu campur apa makan cabe, Pak?!?!?

"Ha?! Masak?! Banyak banget, Pak?!" (@o@)
"Lah iya, ngga percaya.. Ada orang pesennya segitu"
"Ih ngga, Pak. 5 aja.." Akhirnya Coemi sebut jumlah cabe.
"Ya..."

Sumprit, begitu Coemi balik badan mau duduk, ternyata semua yang lagi makan tahu campur di sono pada ketawa dengerin itu silly conversation. Anyiiinnggggg, berasa bener pekok banget.
Begitu Coemi duduk, itu bapak masih ngomong, "Besok kalo kamu pas datang bareng orangnya (orang yang pesen 30 cabe, red) pasti ya percaya".
"Ha ha.. Iya, Pak" tawa Coemi setengah maksa.

Well itulah kisah pekok yang semakin meyakinkan bahwasannya Coemi adalah mahkluk paling pekok untuk hari ini.

-end-

No comments:

Post a Comment

ThaNks For LeaVing a ComMenT !